Rabu, 13 Agustus 2014



 
Di mata air, di dasar kolam,
Kucari jawab teka-teki 'alam.

Di kawan awan kian kemari,
di situ juga jawabnya kucari.

Di warna bunga yang kembang.
Kubaca jawab, penghilang bimbang,

Kepada gunung penjaga waktu.
kutanya jawab kebenaran tentu,

Pada bintang lahir semula,
Kutangis jawab teka-teki Allah.

Ke dalam hati, jiwa sendiri,
Kuselam jawab! Tiada tercerai

Ya, Allah yang Maha - dalam,
Berikan jawab teka-teki alam.

0, Tuhan yang Maha - tinggi,
Kunanti jawab petang dan pagi'

Hatiku haus 'kan kebenaran,
Berikan jawab di hatiku sekarang


Puisi kucari jawab J E Tatengkeng menceritakan tentang pencarian tentang jawaban teka-teki yang ada di aoam semesta ini yang diberikan oleh Tuhan. Di dalam hati J E Tatengkeng menangis dalam hati ingin menjawab teka-teki dari Tuhan, dia meminta kepada Tuhan agar memberikan jawaban  dari teka-teki yang diberikan-Nya.


DOA


Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling


puisi Doa karya Chairil Anwar ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair.
Chairil Anwar juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga