Jumat, 01 November 2013

Cerpen (Sahabatku yang Malang)

       Rini. Ya… Rini adalah nama yang tak kan pernah berlalu dari benakku. Dia teman terbaik yang pernah kumiliki. Anaknya pandai, pendiam, dan dia sangat sayang padaku. Senang, sedih, suka, maupun duka kita selalu lalui bersama.
       Saat aku bangun dan melihat jam warna pink kesukaanku…” Mama kenapa aku nggak dibangunin? “ aku berteriak sejadi-jadinya mungkin hingga radius 1 km. “ Kamu itu udah dibangunin  100 kali tapi tetep aja nggak bangun-bangun ! “ kata mamaku yang tak kalah kerasnya.
       Maklumlah, tadi malam ada pesta ulang tahun adik sepupuku. Pulangnya saja sampai jam satu. Mungkin karena lelahnya, aku tak mendengar jam bekerku berdering. Secepat mungkin aku lekas mandi, lalu aku berangkat ke sekolah.
       Sampai di sekolah aku langsung masuk ke kelas. Disana aku menemukan sosok yang sangat aku kenali. Tentu saja Rini. Aku pun langsung duduk dibangku sebelah Rini.
        “ Tumben kamu terlambat ? “ tanya Rini.   
        “ Ia nih… tadi malam ada acara ulang tahun adikku. Itu tuh, Dika. Jadi bangun kesiangan deh… “
        “ O… gitu. Oh iya, kamu udah ngerjain PR satra indonesia belum ? “
        “ Hah ? PR ? PR sastra indonesia ? “
        “ Iya, pasti kamu belum ngerjain khan ? “
        “ Hehehe…” kataku sambil nyengir.
        “ Ya udah, ini ! Nyontek punya aku aja !”
        “ Bener nih ? Nggak papa ? “
        “ Iya… Cepetan keburu Pak Didik dateng loh ! “
       Secepat kilat aku menyalin semua jawaban Dini. Tak perlu ragu benar atau salah. Dijamin aku pasti dapat 100.
       Ting… tong…
       Bel sekolah berbunyi tanda istirahat. Karena aku ingin berterima kasih pada Rini, kuajak dia ke kantin sekaligus ku traktir. Ya, mungkin hanya itulah yang bisa kuberikan padanya.
       Hari demi hari, waktu demi waktu hingga akhirnya hari keramat itu datang.
       Kring…
       Suara telepon di kamarku berdering. Nomer tak dikenal. Siapa ya ? dalam benakku.
       “ Hallo, Assalamu alaikum. “
     “ Walaikum salam, “ kata seseorang disana sambil terisak tangis.
       “ Maaf, ini siapa ya ? “
       “ Ini Ibu Rina, ibunya Rini. “
       “ O… iya, Bu, ada apa ? “
       “ Kamu bisa datang kesini ? “
       “ Memangnya ada apa, Bu ? “
       Tut… tut… tut… Sambungan terputus. Dengan hati penasaran, aku bergegas ke rumah Rini.
       Sesampainya di rumah Rini, aku melihat bendera kuning. Gubrak… siapa yang meninggal? Ayah Rini ? Tapi ayah Rini sudah meninggal sejak Rini berumur 3 tahun. Ibunya ? Tak mungkin, tadi khan ibunya Rini yang menelponku. Lantas siapa ?
Sampai didepan pintu rumah Rini aku terpaku sampai-sampai tak dapat berkedip. Rini. Rini sudah terbujur kaku disana. Aku langsung terjatuh dan air mata berlinang deras dipipiku. Aku tak menyangka, aku tak dapat mengira apa yang telah terjadi pada Rini. Tak lama, aku mendekat pada ibu Rini.
       “ Kenapa bisa begini, Bu ? “ tanyaku sambil mengharap jawaban.
       “ Rini tertabrak mobil saat menyebrang, “ kata ibu Rini dengan terbata-bata.
       Seakan tak ingin menambah sedih ibu Rini, aku berpindah tempat disebelah ibu-ibu yang melayat. Aku mengikuti semua prosesi pemakaman Rini.
       Rini, sahabat terbaikku. Selamat jalan untukmu. Kan ku kenang semua kenangan kita bersama. Jangan khawatir, aku akan menjaga ibumu. Tenaglah disana, Rin. Aku akan selalu mendo’akanmu.

sejarah drama

 Sejarah Drama Dunia

Drama Klasik

Yang disebut drama klasik adalah pada zaman Yunani dan Romawi. Pada masa kejayaan kebudayaan Yunani dan Romawi banyak sekali karya drama yang bersifat abadi, terkenal sampai kini.

(a) Drama Yunani

Asal mula drama adalah kultus Dyonesos. Pada waktu itu, drama dikaitkan dengan upacara penyembahan kepada dewa, dan disebut tragedi. Kemudian tragedi mendapat makna lain, yaitu perjuangan manusia melawan nasib. Komedi sebagai lawan kata dari tragedi, pada zaman Yunani Kuno merupakan karikatur cerita duka dengan tujuan menyindir penderitaan hidup manusia.

Ada tiga tokoh Yunani terkenal, yaitu Plato, Aristoteles, dan Sophocles. Menurut Plato, keindahan bersifat relatif. Karya seni dipandangnya sebagai mimetik, yaitu imitasi dari kehidupan jasmaniah manusia. Imitasi menurut Plato bukan demi kepentingan imitasi itu sendiri, tetapi demi kepentingan kenyataan. Karya Plato yang terkenal adalah “The Republic”.

Aristoteles juga tokoh Yunani yang terkenal. Ia memandang karya seni bukan hanya imitasi kehidupan fisik, tetapi harus juga dipandang sebagai karya yang mengandung kebajikan dalam dirinya. Dengan demikian karya-karya itu mempunyai watak tertentu.

Sophocles adalah tokoh drama terbesar zaman Yunani. Tiga karyanya yang merupakan tragedi, merupakan karyanya bersifat abadi, dan temanya relevan sampai saat ini. Dramanya adalah "Oedipus Sang Raja", "Oedipus", dan "Antigone". Tragedi tentang nasib manusia yang mengenaskan. Dari karyanya bentuk tragedi Yunani mendapatkan warna khas.Sedang Aristophanes, adalah tokoh komedi dengan karya-karyanya “The Frogs”, “The Waps”, “The Clouds”.

 

(b) Drama Zaman Romawi

Terdapat tiga tokoh drama Romawi Kuno, yaitu Plutus, Terence, atau Publius Terence Afer, dan Lucius Seneca. Teater Romawi mengambil alih gaya teater Yunani. Mula-mula bersifat religius, lama-lama bersifat mencari uang (show biz). Bentuk pentas lebih megah dari zaman Yunani.

 

2.1.2 Teater Abad Pertengahan

Pengaruh gereja Katolik atas drama sangat besar pada zaman pertengahan ini. Dalam pementasan ada nyanyian yang dilagukan oleh para rahib dan diselingi dengan koor. Kemudian ada pagelaran "Pasio" seperti yang sering dilaksanakan di gereja menjelang upacara Paskah sampai saat ini.

Ciri khas abad Pertengahan, adalah sebagai berikut:

1.    pentas kereta,

2.    dekor bersifat sederhana dan simbolis,

3.    pementasan simultan bersifat berbeda dengan pementasan simultan drama mod0ern.

 

(a) Zaman Italia

Istilah yang populer dalam jaman Italia adalah Comedia del 'Arte yang bersumber dari komedi Yunani. Tokoh-tokohnya antara lain Dante, dengan karya-karyanya ”The Divina Comedy”, Torquato Tasso dengan karyanya drama-drama liturgis dan pastoral, dan Niccolo Machiavelli dengan karyanya “Mandrake”.

Ciri-ciri drama pada zaman ini, adalah sebagai berikut:

1.    improvisatoris atau tanpa naskah,

2.    gayanya dapat dibandingkan dengan gaya jazz, melodi ditentukan dulu, baru kemudian pemain berimprovisasi (bandingkan teater tradisional di Indonesia),

3.    cerita berdasarkan dongeng dan fantasi dan tidak berusaha mendekati kenyataan,

4.    gejala akting, pantomime, gila-gilaan, adegan dan urutan tidak diperhatikan.

Komedi Italia meluas ke Inggris dan Nederland. Gaya komedi Italia ini di Indonesia kita kenal dengan nama "seniman sinting" atau "seniman miring" dengan tokoh antara lain Marjuki (Drs.). Dibandingkan dengan drama Yunani, maka pada zaman Italia ini materi cerita disesuaikan dengan adegan yang terbatas itu. Trilogi Aristoteles mendapat perhatian.

Tokoh-tokoh pelaku dalam komedi Italia mirip tokoh-tokoh cerita pewayangan, sudah dipolakan yaitu:

1.    Arlecchino (The Hero, pemain utama),

2.    Harlekyn (punakawan/badut/clown),

3.    Pantalone (ayah sang gadis lakon),

4.    Dottere (tabib yang tolol),

5.    Capitano (kapten perebut gadis lakon),

6.    Columbina (punakawan putri),

7.    Gadis lakon (primadona yang menjadi biang lakon).

 

 (b) Jaman Elizabeth

Pada awal pemerintahan Raru Elizabeth I di Inggris (1558-1603), drama berkembang dengan pesatnya. Teater-teater didirikan sendiri atas prakarsa sang ratu. Shakespeare, tokoh drama abadi adalah tokoh yang hidup pada jaman Elizabeth.

Ciri-ciri naskah drama jaman Elizabeth, adalah:

1.    naskah puitis,

2.    dialognya panjang-panjang,

3.    penyusunan naskahnya lebih bebas, tidak mengikuti hukum yang sudah ada,

4.    laku bersifat simultan, berganda dan rangkap,

5.    campuran antara drama dan humor.

Tokoh besarnya adalah William Shakespeare (1564-1616), dengan karya-karyanya “The Taming of the Schrew”, “Mid Summer Night Dream”, “King Lear”, “Anthony and Cleopatra”, “Hamlet”, “Macbeth”, dan sebagainya. Hampir semuanya telah diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, Muh. Yamin, dan Rendra.

 

(c) Perancis (Moliere dan Neoklasikisme)

Tokoh-tokoh drama di Perancis antara lain Pierre Corneille (Melite, Le Cid), Jean Raccine (Phedra), Moliere, Jean Baptista Poquelin (Le Docteur Amoureux/The Love Sick Doctor, LesPreciueuses Rudicules/The Affected Young Lady, dan lain-lain), Voltaire (dengan filsafat dan karyanya yang aneh), Denis Diderot (Le Per De Famille dan Le Fils Naturel), Beaumarchais (La Barbier De Seville/Barber of Seville, Le Mariage de Fogaro/The Marriage of Fogaro).

 

(d) Jerman (jaman Romantik)

Tokoh-tokohnya antara lain Gotthol Ephraim Lessing (Emilia Galotti, Miss Sara Sampson, dan Nathan der Weise), Wolfgang von Goethe(Faust), Christhop Friedrich von Schiller (The Robbers, Love and Intrique, Wallenstein, dan beberapa adaptasi dari Shakespeare).

 

2.2 Sejarah Drama Modern

Dalam bagian ini akan dijelaskan perkembangan drama modern di beberapa negara yang melanjutkan kejayaan tradisi pementasan dan penulisan drama yang telah dimulai pada jaman Yunani Kuno. Akan dikemukakan tokoh drama seperti Ibsen (Norwegia), Strindberg (Swedia), Bernard Shaw (Inggris), tokoh dari Irlandia, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Rusia, dan terakhir Amerika Serikat yang menunjukkan perkembangan pesat. Semua ini sekedar informasi untuk memperluas cakrawala pengetahuan kita di Indonesia tentang perkembangan drama di luar Indonesia.

 

(a) Norwegia (Ibsen)

Tokoh paling terkemuka dalam penulisan drama di Norwegia adalah Henrick Ibsen (1828-1906). Karyanya yang paling terkenal dan banyak dipentaskan di Indonesia adalah "Nora", saduran dari terjemahan Armyn Pane "Ratna". Karya-karya Ibsen adalah “Love's Comedy”, “The Pretenders”, “Brand and Peer Gynt” (drama puitis), “A doll's House”, “An Enemy of the people”, “The Wild Duck”, “Hedda Gableer”, dan “Roshmersholm”. Ibsen tidak memberikan karakter hitam putih, tetapi tokoh penuh tantangan, watak yang digambarkan kompleks dengan penggambaran berbagai segi kehidupan manusia. Dialognya dengan gaya prosa yang realistis dengan menekankan mutu percakapan dan bersifat realistis. Gagasan yang dikemukakan dapat membangkitakan gairah dan memikat perhatian. Problem yang di angkat dapat menjadi lelucon drama yang besar dan diambil dari problem yang timbul dalam masyarakat biasa.

(b) Swedia (August Strindberg)

    Tokoh drama paling terkenal di Swedia adalah Strindberg (1849-1912). Karya-karya drama yang bersifat historis dari Strindberg di antaranya adalah “Saga of the Folkung” dan “The Pretenders”. “Miss Julia” dan “The Father” adalah drama naturalis. Drama penting yang bersifat ekspresionistis adalah “A Dream Play”, “The Dance of Death”, dan “The Spook Sonata”.

(c) Inggris (Bernard Shaw dan Drama Modern)

Tokoh drama modern Inggris yang terpenting (setelah Shakespeare) adalah George Bernard Shaw (1856-1950) . Ia dipandang ssebagai penulis lakon terbesar dan penulis terbesar pada abad modern. Di Ingris Bernard Shaw memenduduki peringkat kedua setelah Shakespeare. Karya-karyanya antara lain adalah “Man and Superman”, “Major Barbara”, “Saint Joan”, “The Devil's Disciple”, dan “Caesar and Cleopatra”.

Tokoh drama modern di Inggris yang lain adalah James M. Barrie (1860-1937), dengan karya “Admirable Crichton”, “What Every Woman Knows”, “Dear Brutus”, dan “Peter Pan”. Noel Coward dengan karya “Blithe Spirit”. Somerest Mugham dengan karya “The Circle”. Christoper Fry dengan karya-karyanya “A Phoenic Too Frequent”, “The Lady's Not for Burning”.

(d) Irlandia (Yeats sampai O'Casey)

Tokoh penting drama Irlandia Modern adalah William Butler Yeats yang merupakan pemimpin kelompok sandiwara terkemuka di Irlandia dan Sean O'Casey (1884) dengan karyanya “The Shadow of a Gunman”, “Juno and the Paycock”, “The Plough and the Stars”, “The Silver Tassie”, “Within the Gates”, dan “The Stars Turns Red”. Tokoh lainnya adalah John Millington Synge (1871-1909) dengan karya-karya “Riders to the Sea” dan “The Playboy of the Western World”. Synge Merupakan pelopor teater Irlandia yang mengangkat dunia teater menjadi penting di sana.

(e) Perancis (dari Zola sampai Sartre)

Dua tokoh terkemuka di Perancis adalah Emile Zola (1840-1902) dan Jean Paul Sartre (1905). Karya-karya Emile Zola adalah “Therese Raquin” yang mirip “A Doll's House”. Eugene Brieux (1858-1932), menulis naskah “Corbeaux” (The Vultures), “La Parisienne” (The Woman of Paris), dan “Les Avaries” (Damaged Gods). Edmond Rostan (1868-1918) dengan karya “Les Romanasques” (The Romancers) dan “Cyrano de Bergerac”. Maurice Materlinck (1862-1949), dengan karyanya “Pelleas et Melisande” yang bercorak romantik. Jean Giraudoux (1882-1944), dengan karyanya “Amphitryen 38” dan “La Folle de Challiot” (The Madwoman of Challiot). Jean Giraudoux juga mengarang karya yang sangat terkenal, yaitu “La Guerre de Troie N'aura pas Lieu” yang diproduksi oleh Teater Broadway dengan judul "Tiger at the Gates". Di Indonesia pernah dipentaskan oleh Darmanto Jt. dengan judul "Perang Troya Tidak Akan Meletus", kisah tentang Hektor dan Helena. Jean Cocteau (1891-…) dengan karyanya La Machine Internale. Di antara pengarang selama Perang Dunia II, Jean Paul Sartre merupakan spotlight. Ia lahir pada tahun 1905 dan merupakan tokoh aliran eksistensialisme. Karya-karyanya antara lain “Huis Clos” (Ni Exit) dan “Les Mouches” (The Flies). Pengarang lainnya adalah Jean Anaoulih (1910-…) dengan karyanya “Le Bal des Voleurs” (Thieve's Carnivaly) dan “Antigone” (terjemahan dari drama Sophocles).

(f)  Jerman dan Eropa Tengah (Hauptman sampai Brecht)

Banyak sekali sumbangan Jerman terhadap drama modern. Tokoh seperti Hebbel dan temannya telah mempelopori aliran realisme. Penulis naturalis terkenal adalah Gerhart Hauptman (1862-1946) dan Arthur Schnitzler (1862-1931). Karya Hauptman antara lain adalah “The Weavers”, “The Sunken Bell”, dan “Hannele”. Karya Schnitzler antara lain “Liebelei”, “Anatol” dan “Reigen”. Pengarang lainnya Fernc Molnar (1878-1952) dengan karya “The Play's the Thing”, “The Guardsman”, dan “Liliom”. Karel Capek (1890-1938) dengan karya “The Insect Comedy” yang ditulis bersama kakaknya Yosef. Bertolt Brecht (1898-1956) dengan teaternya yang memiliki ciri-ciri an enthrailling, masterfull, achievment, energetic, forceful, full of humor. Nama teaternya adalah Berliner Ensemble (ciri tersebut berarti memikat, indah sekali, penuh prestasi, penuh energi, daya kekuatan yang tinggi, dan penuh cerita humor). Karya-karya Brecht antara lain “Threepenny Opera”, “Mother Courage”, dan “The Good Woman Setzuan”. Berline Ensemble sangat berpengaruh di masa sesudah Brecht.

(g) Italia (dari Goldoni sampai Pirandillo)

    Setelah zaman Renaissance, karya-karya drama banyak berupa opera disamping comedia dell'arte. Tokoh drama Italia antara lain Goldoni (1707-1793) dengan karyanya “Mistress of the Inn”. Gabrielle D'Annunzio (1863-1938) dan Luigi Pirandello (1867-1936) dengan karyanya “Right You Are”, “If You Think You Are”, “As You Desire Me”, “Henry IV”, “Naked”, “Six Characters in Search of an Author”, dan “Tonight We Improvise”.

(h) Spanyol (dari Benavente sampai Lorca)

Bagi Spanyol, abad XX sebagai abad kebangkitan dramatic spirit. Tokohnya antara lain Jacinto Benavente (1866-1954) yang pernah mendapat hadiah Nobel tahun 1922. Yang terkenal di Amerika, adalah karyanya yang berjudul “Los Intereses Creados” (The Bonds of Interest) dan “La Marquerida” (The Passion Flower). Sejaman dengan Benavente adalah Gregorio Martinez Sierra (1881-1947) dengan karyanya “The Cradle Song”. Pengarang paling penting pada jaman modern di Spanyol adalah penyair dan penulis drama Frederico garcia Lorca (1889-1936). Dia dipandang sebagai orang yang dikagumi oleh penyair dan dramawan W.S. Rendra. Karya Lorca antara lain adalah “Shoemaker's Prodigius Wife” dan “The House of Bernarda Alba”.

(i) Rusia (dari Pushkin sampai Andreyev)

Tzarina Katerin Agung dipandang sebagai pengembang drama di Rusia. Pengarang pertama yang dipandang serius adalah Alexander Pushkin (1799-1837) dengan karyanya “Boris Godunov”, Sebuah tragedi historis. Nikolai Gogol (1809-1852), menulis antara lain “The Inspector General”. Alexander Ostrovski (1823-1886) menulis “Enough Stupidity in Every Wise Man”. Leo Tolkstoy (1828-1910) menulis “The Power of Darkness” Selanjutnya Anton Pavlovich Chekov(1860-1904) sangat terkenal di Indonesia, dengan karyanya yang diterjemahkan menjadi "Pinangan" dan "Kebun Cherry" (The Cherry Orchid). Pohon Cherry merupakan karya besar Chekov. Karya lainnya adalah “Uncle Vanya”, “The Sea Gull”, dan “The Three Sisters”. Ada kualitas dan ciri yang sama dari karya Chekov, yaitu tragedi senyap, hasrat, kerinduan, dan karakter yang hidup. Pengarang lain adalah Maxim Gorki (1868-1936) dengan karyanya “The Lower Depth”. Leonid Andreyev (1971-1919) dengan karyany “The Live of Man”, “King Hunger”, dan “He Who Gets Slapped”.

(j) Amerika (Godfrey sampai Miller)

Pengarang drama yang paling awal di Amerika adalah Thomas Godfrey, dengan karya “The Prince of Parthia” (1767). Harriet Beecher Stowe (1811-1896) menulis “The Octoroon”. David Belasco (1854-1931) menulis “The Girl of Goldent West”. Bronsin Howard (1842-1908) menulis “Shenandoah”. James A.

 

Minggu, 06 Oktober 2013

SAHABAT SETIA
Puisi Murni Oktarina

Sahabatku…Kau bagai pelangi yang berwarna-warni
Tak berhenti untuk selalu mewarnai hari-hari
Meski sebenarnya warnamu hanya satu
Putih..seputih hatimu sahabatku

Sahabatku…Kau bagai bintang malam
Selalu menghiasi hatiku bila sedang kelam
Selalu bersinar dan mengajak menari melupakan sedihku
Selalu bercanda dan bernyanyi bersama saat dukanya diriku

Sahabatku….Kebahagiaanmu adalah bahagiaku
Begitu pun dengan kesedihanmu adalah sedihku
Sahabatku…Semoga kita bersama selamanya

Walau kita tahu suatu saat pasti kita akan berpisah

Selasa, 10 September 2013

love in paris

 cinta itu kamu


bukan orang yang paling pintar di dunia tapi satu hal yang aku mengerti adalah tentang Cinta

Bagiku Cinta itu menerima kamu apa adanya dan gak pernah berharap kamu menjadi sempurna untuk aku

Karna Cinta yang telah menyempurnakan aku karna kamu

Cinta itu tetap merasa nyaman bersama kamu bukan di saat yang menyenangkan tapi di saat yang terburuk

Tetap bangga menggandeng tangan kamu bukan hanya di saat kamu terlihat cantik tapi di setiap saat kamu berada di samping aku, di dekat Aku

Cinta itu mengetahui rahasia terdalam kamu, setiap kelemahanmu tanpa menghakimi dan tetap memahamimu

Cinta itu menyediakan tidak hanya dan pundakku disaat kamu lemah tapi seluruh kekuatan aku untuk menjadi kekuatan kamu

CINTA itu adalah KAMU

puisi

Puisi Malamku Indah, Tak Seindah Hati Ini

 

Tidak terasa aku berada di penghujung hari
Menutup malam dan menyambut kembali pagiku
Malam ini kupandangi cahaya rembulan yg begitu indahnya
Rembulan yang ditemani bintang
Sebagai penghias dan menambah terangnya malam ini
Indah…
Kagum atas ciptaan-Mu
Dibalik indah rembulan ku titipkan kata rindu yang menghujam qalbu
Dibalik indah rembulan ku titipkan seuntai kata cintaku padamu
Adakah kau rasa indahnya malam ini ?
Adakah kau rasa perihnya hati yang merindukan sosok mu di sini
Temani malam indahku
Kupandangi lagi langit yang indah malam ini
Tak terasa gumpalan air mata jatuh
Jatuh membasahi pipi ini
Air mata yang katakan rindu ini untukmu
Ohh kau,,,
Sampai kapan aku harus menderita dan tertatih karena cintamu
Cinta indah yang terukir jelas dalam hati
Puisi ini karya: Febry